Rabu, 05 Desember 2012

ANALISA & IDENTIFIKASI RESIKO


Tahapan pertama dalam proses manajemen risiko adalah tahap identifikasi risiko. Identifikasi risiko merupakan suatu proses yang secara sistematis dan terus menerus dilakukan untuk mengidentifikasi kemungkinan timbulnya risiko atau kerugian terhadap kekayaan, hutang, dan personil perusahaan. Proses identifikasi risiko ini mungkin adalah proses yang terpenting, karena dari proses inilah, semua risiko yang ada atau yang mungkin terjadi pada suatu proyek, harus diidentifikasi.
Adapun proses identifikasi harus dilakukan secara cermat dan komprehensif, sehingga tidak ada risiko yang terlewatkan atau tidak teridentifikasi.  Dalam pelaksanaannya, identifikasi risiko dapat dilakukan dengan beberapa teknik, antara lain:
  1. Brainstorming
  2. Questionnaire
  3. Industry benchmarking
  4. Scenario analysis
  5. Risk assessment workshop
  6. Incident investigation
  7. Auditing
  8. Inspection
  9. Checklist
  10. HAZOP (Hazard and Operability Studies) dan sebagainya




Adapun cara – cara pelaksanaan identifikasi risiko secara nyata dalam sebuah proyek, adalah :
  1. Membuat daftar bisnis yang dapat menimbulkan kerugian.
  2. Membuat checklist kerugian potensial. Dalam checklist ini dibuat daftar kerugian dan peringkat kerugian yang terjadi.
  3. Membuat klasifikasi kerugian.
a. Kerugian atas kekayaan (property).
• Kekayaan langsung yang dihubungkan dengan kebutuhan untuk mengganti kekayaan yang hilang atau rusak.
• Kekayaan yang tidak langsung, misalnya penurunan permintaan, image perusahaan, dan sebagainya.
b. Kerugian atas hutang piutang, karena kerusakan kekayaan atau cideranya pribadi orang lain.
  1. Kerugian atas personil perusahaan. Misalnya akibat kematian, ketidakmampuan, usia tua, pengangguran, sakit, dan sebagainya.


Dalam mengidentifikasi risiko, beberapa ahli membaginya menjadi beberapa kategori, diantaranya
  • Risiko eksternal
  • Risiko internal
  • Risiko teknis
  • Risiko legal
  • Risiko yang berhubungan
  • Risiko fisik
  • Risiko kontraktual dan legal
  • Risiko pelaksanaan
  • Risiko ekonomi
  • Risiko umum
  • Risiko finansial
  • Risiko legal
  • Risiko manajemen
  • Risiko pasar
  • Risiko politik dan kebijakan
  • Risiko teknis
  • Risiko teknologi
  • Risiko manusia
  • Risiko lingkungan
  • Risiko komersial dan legal
  • Risiko manajemen
  • Risiko ekonomi dan finansial
  • Risiko partner bisnis
  • Risiko politik
  • Risiko finansial dan ekonomi
  • Risiko desain
  • Risiko politik dan lingkungan
  • Risiko yang berhubungan dengan konstruksi
  • Risiko fisik
  • Risiko bencana alam
Adapun kategori risiko tersebut dimodifikasi sehingga menjadi sebagai berikut :
1.   Finansial & Ekonomi. Yang termasuk dalam kategori ini misalnya fluktuasi tingkat inflasi dan suku bunga, perubahan nilai tukar, kenaikan upah pekerja, dan lain sebagainya.
2.   Politik & Lingkungan. Yang termasuk dalam kategori ini misalnya perubahan dalam peraturan, perubahan , perang, embargo, bencana alam, dan lain sebagainya.
3.   Konstruksi
Yang termasuk dalam kategori ini misalnya kecelakaan kerja, pencurian, perubahan desain, dan sebagainya. Dari ketiga kategori risiko tersebut, proses identifikasi risiko dikembangkan menjadi beberapa jenis risiko


Tabel   Matriks sumber identifikasi risiko
Sumber
Kategori Risiko
Jenis Risiko
Finansial dan Ekonomi

1
2
3
4
1. Kenaikan upah pekerja





2. Kenaikan harga material





3. Persediaan dana klien





4.Keterlambatan pembayaran dari klien
5.Kemungkinan kebangkrutan partner
6. Kemungkinan kekurangan modal
7. Sanksi keterlambatan
8. Kesalahan estimasi
9. Kompetisi dengan proyek sejenis
10. Klaim dari klien
11. Fluktuasi tingkat inflasi
12. Fluktuasi suku bunga
13.Fluktuasi nilai tukar mata uang












Politik dan Lingkungan





1. Rintangan dari atasan





2.Kurangnya hubungan dengan atasan





3. Perubahan kebijakan





4.Perubahan peraturan
5. Persaingan yang tidak sehat
6. Korupsi dan penyuapan
7. Pelanggaran kontrak
8. Lamanya perizinan birokrasi
9. Perang dan kekacauan
10. Embargo
11. Bencana alam
12. Peraturan lingkungan
13. Aturan polusi dan keselamatan
14. Kontaminasi terhadap lingkungan






Konstruksi





1. Perselisihan dengan industri
2. Perselisihan dengan pekerja
3. Buruknya kualitas pekerja
4. Keterbatasan pengadaan material dan pekerja ahli
5. Pelarangan mensub-kontrakkan
6. Produktivitas pekerja dan peralatan
7. Pekerjaan yang tidak sempurna
8.Sabotase pada properti dan peralatan
9.Kebakaran / pencurian material dan peralatan
10. Kegagalan pada peralatan
11.Kondisi fisik lapangan yang tidak diketahui
12.Kecelakaan di lapangan
13.Akurasi dan kelengkapan spesifikasi teknis





14. Perubahan desain






Setelah proses identifikasi semua risiko – risiko yang mungkin terjadi pada suatu proyek dilakukan, diperlukan suatu tindak lanjut untuk menganalisa risiko – risiko tersebut.Yang dibutuhkan adalah menentukan signifikansi atau dampak dari risiko tersebut,  melalui suatu analisa probabilitas, sebelum risiko – risiko tersebut dibawa memasuki tahapan respon manajemen.

analisa risiko didefinisikan sebagai sebuah proses yang menggabungkan ketidakpastian dalam bentuk quantitatif, menggunakan teori probabilitas, untuk mengevaluasi dampak potensial suatu risiko.
Langkah pertama untuk melakukan tahapan ini adalah pengumpulan data yang relevan terhadap risiko yang akan dianalisa. Data – data ini dapat diperoleh dari data historis perusahaan atau dari pengalaman proyek pada masa lalu. Jika data historis tersebut kurang memadai, dapat dilakukan teknik identifikasi risiko yang lain,
Setelah data yang dibutuhkan terkumpul, selanjutnya dilakukan proses evaluasi dampak dari sebuah risiko. Proses evaluasi dampak risiko dilakukan dengan mengkombinasikan antara probabilitas (sebagai bentuk quantitatif dari faktor ketidakpastian / uncertainty) dan dampak / konsekuensi dari terjadinya sebuah risiko.
Untuk melakukan proses evaluasi tersebut, dibutuhkan suatu parameter yang jelas untuk dapat mengukur dampak dari suatu risiko dengan tepat. Menurut Loosemore, Raftery, Reilly dan Higgon (2006), beberapa parameter untuk proses evaluasi risiko seperti pada Tabel 5 dan 6.

Tabel   Parameter probabilitas risiko
Parameter
Deskripsi
Jarang terjadi
Peristiwa ini hanya muncul pada keadaan yang luar biasa jarang.
Agak jarang terjadi
Peristiwa ini jarang terjadi.
Mungkin terjadi
Peristiwa ini kadang terjadi pada suatu waktu.
Sering terjadi
Peristiwa ini pernah terjadi dan mungkin terjadi lagi.
Hampir pasti terjadi
Peristiwa ini sering muncul pada berbagai keadaan.
Sumber : Loosemore, Raftery, Reilly, Higgon, (2006). Risk Management in Projects


Tabel    Parameter konsekuensi risiko
Parameter
Deskripsi
Tidak signifikan
Tidak ada yang terluka; kerugian finansial kecil.
Kecil
Pertolongan pertama; kerugian finansial medium.
Sedang
Perlu perawatan medis; kerugian finansial cukup besar.
Besar
Cedera parah; kerugian finansial besar.
Sangat signifikan
Kematian; kerugian finansial sangat besar.
Sumber : Loosemore, Raftery, Reilly, Higgon, (2006). Risk Management in Projects


Setelah risiko – risiko yang mungkin terjadi dievaluasi dengan menggunakan parameter – parameter probabilitas dan konsekuensi risiko diatas, selanjutnya dapat dilakukan suatu analisa untuk mengevaluasi dampak risiko secara keseluruhan, dengan menggunakan matriks evaluasi risiko.


Adapun kategori risiko tersebut dimodifikasi sehingga menjadi sebagai berikut :
1.   Finansial & Ekonomi. Yang termasuk dalam kategori ini misalnya fluktuasi tingkat inflasi dan suku bunga, perubahan nilai tukar, kenaikan upah pekerja, dan lain sebagainya.
2.   Politik & Lingkungan. Yang termasuk dalam kategori ini misalnya perubahan dalam peraturan, perubahan , perang, embargo, bencana alam, dan lain sebagainya.
3.   Konstruksi
Yang termasuk dalam kategori ini misalnya kecelakaan kerja, pencurian, perubahan desain, dan sebagainya. Dari ketiga kategori risiko tersebut, proses identifikasi risiko dikembangkan menjadi beberapa jenis risiko


Tabel   Matriks sumber identifikasi risiko
Sumber
Kategori Risiko
Jenis Risiko
Finansial dan Ekonomi

1
2
3
4
1. Kenaikan upah pekerja





2. Kenaikan harga material





3. Persediaan dana klien





4.Keterlambatan pembayaran dari klien
5.Kemungkinan kebangkrutan partner
6. Kemungkinan kekurangan modal
7. Sanksi keterlambatan
8. Kesalahan estimasi
9. Kompetisi dengan proyek sejenis
10. Klaim dari klien
11. Fluktuasi tingkat inflasi
12. Fluktuasi suku bunga
13.Fluktuasi nilai tukar mata uang










Politik dan Lingkungan





1. Rintangan dari atasan





2.Kurangnya hubungan dengan atasan





3. Perubahan kebijakan





4.Perubahan peraturan
5. Persaingan yang tidak sehat
6. Korupsi dan penyuapan
7. Pelanggaran kontrak
8. Lamanya perizinan birokrasi
9. Perang dan kekacauan
10. Embargo
11. Bencana alam
12. Peraturan lingkungan
13. Aturan polusi dan keselamatan
14. Kontaminasi terhadap lingkungan






Konstruksi





1. Perselisihan dengan industri
2. Perselisihan dengan pekerja
3. Buruknya kualitas pekerja
4. Keterbatasan pengadaan material dan pekerja ahli
5. Pelarangan mensub-kontrakkan
6. Produktivitas pekerja dan peralatan
7. Pekerjaan yang tidak sempurna
8.Sabotase pada properti dan peralatan
9.Kebakaran / pencurian material dan peralatan
10. Kegagalan pada peralatan
11.Kondisi fisik lapangan yang tidak diketahui
12.Kecelakaan di lapangan
13.Akurasi dan kelengkapan spesifikasi teknis





14. Perubahan desain






Setelah proses identifikasi semua risiko – risiko yang mungkin terjadi pada suatu proyek dilakukan, diperlukan suatu tindak lanjut untuk menganalisa risiko – risiko tersebut.Yang dibutuhkan adalah menentukan signifikansi atau dampak dari risiko tersebut,  melalui suatu analisa probabilitas, sebelum risiko – risiko tersebut dibawa memasuki tahapan respon manajemen.

analisa risiko didefinisikan sebagai sebuah proses yang menggabungkan ketidakpastian dalam bentuk quantitatif, menggunakan teori probabilitas, untuk mengevaluasi dampak potensial suatu risiko.
Langkah pertama untuk melakukan tahapan ini adalah pengumpulan data yang relevan terhadap risiko yang akan dianalisa. Data – data ini dapat diperoleh dari data historis perusahaan atau dari pengalaman proyek pada masa lalu. Jika data historis tersebut kurang memadai, dapat dilakukan teknik identifikasi risiko yang lain,
Setelah data yang dibutuhkan terkumpul, selanjutnya dilakukan proses evaluasi dampak dari sebuah risiko. Proses evaluasi dampak risiko dilakukan dengan mengkombinasikan antara probabilitas (sebagai bentuk quantitatif dari faktor ketidakpastian / uncertainty) dan dampak / konsekuensi dari terjadinya sebuah risiko.
Untuk melakukan proses evaluasi tersebut, dibutuhkan suatu parameter yang jelas untuk dapat mengukur dampak dari suatu risiko dengan tepat. Menurut Loosemore, Raftery, Reilly dan Higgon (2006), beberapa parameter untuk proses evaluasi risiko seperti pada Tabel 5 dan 6.


Tabel Parameter probabilitas risiko
Parameter
Deskripsi
Jarang terjadi
Peristiwa ini hanya muncul pada keadaan yang luar biasa jarang.
Agak jarang terjadi
Peristiwa ini jarang terjadi.
Mungkin terjadi
Peristiwa ini kadang terjadi pada suatu waktu.
Sering terjadi
Peristiwa ini pernah terjadi dan mungkin terjadi lagi.
Hampir pasti terjadi
Peristiwa ini sering muncul pada berbagai keadaan.
Sumber : Loosemore, Raftery, Reilly, Higgon, (2006). Risk Management in Projects


Tabel Parameter konsekuensi risiko
Parameter
Deskripsi
Tidak signifikan
Tidak ada yang terluka; kerugian finansial kecil.
Kecil
Pertolongan pertama; kerugian finansial medium.
Sedang
Perlu perawatan medis; kerugian finansial cukup besar.
Besar
Cedera parah; kerugian finansial besar.
Sangat signifikan
Kematian; kerugian finansial sangat besar.
Sumber : Loosemore, Raftery, Reilly, Higgon, (2006). Risk Management in Projects
Setelah risiko – risiko yang mungkin terjadi dievaluasi dengan menggunakan parameter – parameter probabilitas dan konsekuensi risiko diatas, selanjutnya dapat dilakukan suatu analisa untuk mengevaluasi dampak risiko secara keseluruhan, dengan menggunakan matriks evaluasi risiko.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar