ANALISA &
IDENTIFIKASI RESIKO
Tahapan
pertama dalam proses manajemen risiko adalah tahap identifikasi
risiko. Identifikasi risiko merupakan suatu proses yang secara
sistematis dan terus menerus dilakukan untuk mengidentifikasi
kemungkinan timbulnya risiko atau kerugian terhadap kekayaan, hutang,
dan personil perusahaan. Proses identifikasi risiko ini mungkin
adalah proses yang terpenting, karena dari proses inilah, semua
risiko yang ada atau yang mungkin terjadi pada suatu proyek, harus
diidentifikasi.
Adapun proses identifikasi
harus dilakukan secara cermat dan komprehensif, sehingga tidak ada
risiko yang terlewatkan atau tidak teridentifikasi. Dalam
pelaksanaannya, identifikasi risiko dapat dilakukan dengan beberapa
teknik, antara lain:
- Brainstorming
- Questionnaire
- Industry benchmarking
- Scenario analysis
- Risk assessment workshop
- Incident investigation
- Auditing
- Inspection
- Checklist
- HAZOP (Hazard and Operability Studies) dan sebagainya
Adapun cara – cara
pelaksanaan identifikasi risiko secara nyata dalam sebuah proyek,
adalah :
- Membuat daftar bisnis yang dapat menimbulkan kerugian.
- Membuat checklist kerugian potensial. Dalam checklist ini dibuat daftar kerugian dan peringkat kerugian yang terjadi.
- Membuat klasifikasi kerugian.
a. Kerugian atas kekayaan (property).
• Kekayaan langsung yang dihubungkan dengan kebutuhan untuk
mengganti kekayaan yang hilang atau rusak.
• Kekayaan yang tidak langsung, misalnya penurunan permintaan,
image perusahaan, dan sebagainya.
b. Kerugian atas hutang piutang, karena kerusakan kekayaan atau
cideranya pribadi orang lain.
- Kerugian atas personil perusahaan. Misalnya akibat kematian, ketidakmampuan, usia tua, pengangguran, sakit, dan sebagainya.
Dalam mengidentifikasi risiko, beberapa ahli membaginya menjadi
beberapa kategori, diantaranya
- Risiko eksternal
- Risiko internal
- Risiko teknis
- Risiko legal
- Risiko yang berhubungan
- Risiko fisik
- Risiko kontraktual dan legal
- Risiko pelaksanaan
- Risiko ekonomi
- Risiko umum
- Risiko finansial
- Risiko legal
- Risiko manajemen
- Risiko pasar
- Risiko politik dan kebijakan
- Risiko teknis
- Risiko teknologi
- Risiko manusia
- Risiko lingkungan
- Risiko komersial dan legal
- Risiko manajemen
- Risiko ekonomi dan finansial
- Risiko partner bisnis
- Risiko politik
- Risiko finansial dan ekonomi
- Risiko desain
- Risiko politik dan lingkungan
- Risiko yang berhubungan dengan konstruksi
- Risiko fisik
- Risiko bencana alam
Adapun kategori risiko tersebut dimodifikasi sehingga menjadi sebagai
berikut :
1.
Finansial & Ekonomi. Yang termasuk dalam kategori ini
misalnya fluktuasi tingkat inflasi dan suku bunga, perubahan nilai
tukar, kenaikan upah pekerja, dan lain sebagainya.
2.
Politik & Lingkungan. Yang termasuk dalam kategori ini
misalnya perubahan dalam peraturan, perubahan , perang, embargo,
bencana alam, dan lain sebagainya.
3.
Konstruksi
Yang termasuk dalam
kategori ini misalnya kecelakaan kerja, pencurian, perubahan desain,
dan sebagainya. Dari ketiga kategori risiko tersebut, proses
identifikasi risiko dikembangkan menjadi beberapa jenis risiko
Tabel Matriks sumber identifikasi risiko
Sumber
|
Kategori
Risiko
|
Jenis
Risiko
|
|||
Finansial
dan Ekonomi
|
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1. Kenaikan
upah pekerja
|
|
|
|
|
|
2. Kenaikan
harga material
|
|
|
|
|
|
3. Persediaan
dana klien
|
|
|
|
|
|
4.Keterlambatan pembayaran dari klien
5.Kemungkinan kebangkrutan partner
6. Kemungkinan kekurangan modal
7. Sanksi keterlambatan
8. Kesalahan estimasi
9. Kompetisi dengan proyek sejenis
10. Klaim dari klien
11. Fluktuasi tingkat inflasi
12. Fluktuasi suku bunga
13.Fluktuasi nilai tukar mata uang
|
|
|
|
|
|
Politik dan Lingkungan
|
|||||
1. Rintangan
dari atasan
|
|
|
|
|
|
2.Kurangnya
hubungan dengan atasan
|
|
|
|
|
|
3. Perubahan
kebijakan
|
|
|
|
|
|
4.Perubahan peraturan
5. Persaingan yang tidak sehat
6. Korupsi dan penyuapan
7. Pelanggaran kontrak
8. Lamanya perizinan birokrasi
9. Perang dan kekacauan
10. Embargo
11. Bencana alam
12. Peraturan lingkungan
13. Aturan polusi dan keselamatan
14. Kontaminasi terhadap lingkungan
|
|
|
|
|
|
Konstruksi
|
|||||
1. Perselisihan dengan industri
2. Perselisihan dengan pekerja
3. Buruknya kualitas pekerja
4. Keterbatasan pengadaan material dan pekerja ahli
5. Pelarangan mensub-kontrakkan
6. Produktivitas pekerja dan peralatan
7. Pekerjaan yang tidak sempurna
8.Sabotase pada properti dan peralatan
9.Kebakaran / pencurian material dan peralatan
10. Kegagalan pada peralatan
11.Kondisi fisik lapangan yang tidak diketahui
12.Kecelakaan di lapangan
13.Akurasi dan
kelengkapan spesifikasi teknis
|
|
|
|
|
|
14. Perubahan
desain
|
|
|
|
|
|
Setelah proses
identifikasi semua risiko – risiko yang mungkin terjadi pada suatu
proyek dilakukan, diperlukan suatu tindak lanjut untuk menganalisa
risiko – risiko tersebut.Yang dibutuhkan adalah menentukan
signifikansi atau dampak dari risiko tersebut, melalui suatu
analisa probabilitas, sebelum risiko – risiko tersebut dibawa
memasuki tahapan respon manajemen.
analisa risiko
didefinisikan sebagai sebuah proses yang menggabungkan ketidakpastian
dalam bentuk quantitatif, menggunakan teori probabilitas, untuk
mengevaluasi dampak potensial suatu risiko.
Langkah pertama untuk
melakukan tahapan ini adalah pengumpulan data yang relevan terhadap
risiko yang akan dianalisa. Data – data ini dapat diperoleh dari
data historis perusahaan atau dari pengalaman proyek pada masa lalu.
Jika data historis tersebut kurang memadai, dapat dilakukan teknik
identifikasi risiko yang lain,
Setelah data yang
dibutuhkan terkumpul, selanjutnya dilakukan proses evaluasi dampak
dari sebuah risiko. Proses evaluasi dampak risiko dilakukan dengan
mengkombinasikan antara probabilitas (sebagai bentuk quantitatif dari
faktor ketidakpastian / uncertainty) dan dampak /
konsekuensi dari terjadinya sebuah risiko.
Untuk melakukan proses
evaluasi tersebut, dibutuhkan suatu parameter yang jelas untuk dapat
mengukur dampak dari suatu risiko dengan tepat. Menurut Loosemore,
Raftery, Reilly dan Higgon (2006), beberapa parameter untuk proses
evaluasi risiko seperti pada Tabel 5 dan 6.
Tabel Parameter probabilitas risiko
Parameter
|
Deskripsi
|
Jarang terjadi
|
Peristiwa ini
hanya muncul pada keadaan yang luar biasa jarang.
|
Agak jarang
terjadi
|
Peristiwa ini
jarang terjadi.
|
Mungkin
terjadi
|
Peristiwa ini
kadang terjadi pada suatu waktu.
|
Sering terjadi
|
Peristiwa ini
pernah terjadi dan mungkin terjadi lagi.
|
Hampir pasti
terjadi
|
Peristiwa ini
sering muncul pada berbagai keadaan.
|
Sumber : Loosemore, Raftery, Reilly, Higgon, (2006).
Risk Management in Projects
Tabel Parameter konsekuensi risiko
Parameter
|
Deskripsi
|
Tidak
signifikan
|
Tidak ada yang
terluka; kerugian finansial kecil.
|
Kecil
|
Pertolongan
pertama; kerugian finansial medium.
|
Sedang
|
Perlu
perawatan medis; kerugian finansial cukup besar.
|
Besar
|
Cedera parah;
kerugian finansial besar.
|
Sangat
signifikan
|
Kematian;
kerugian finansial sangat besar.
|
Sumber : Loosemore, Raftery, Reilly, Higgon, (2006).
Risk Management in Projects
Setelah risiko – risiko
yang mungkin terjadi dievaluasi dengan menggunakan parameter –
parameter probabilitas dan konsekuensi risiko diatas, selanjutnya
dapat dilakukan suatu analisa untuk mengevaluasi dampak risiko secara
keseluruhan, dengan menggunakan matriks evaluasi risiko.
Adapun kategori risiko tersebut dimodifikasi sehingga menjadi sebagai
berikut :
1. Finansial & Ekonomi. Yang termasuk dalam kategori ini
misalnya fluktuasi tingkat inflasi dan suku bunga, perubahan nilai
tukar, kenaikan upah pekerja, dan lain sebagainya.
2. Politik & Lingkungan. Yang termasuk dalam kategori ini
misalnya perubahan dalam peraturan, perubahan , perang, embargo,
bencana alam, dan lain sebagainya.
3. Konstruksi
Yang
termasuk dalam kategori ini misalnya kecelakaan kerja, pencurian,
perubahan desain, dan sebagainya. Dari ketiga kategori risiko
tersebut, proses identifikasi risiko dikembangkan menjadi beberapa
jenis risiko
Tabel Matriks
sumber identifikasi risiko
Sumber
|
Kategori
Risiko
|
Jenis
Risiko
|
|||
Finansial
dan Ekonomi
|
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1. Kenaikan
upah pekerja
|
|
|
|
|
|
2. Kenaikan
harga material
|
|
|
|
|
|
3. Persediaan
dana klien
|
|
|
|
|
|
4.Keterlambatan pembayaran dari klien
5.Kemungkinan kebangkrutan partner
6. Kemungkinan kekurangan modal
7. Sanksi keterlambatan
8. Kesalahan estimasi
9. Kompetisi dengan proyek sejenis
10. Klaim dari klien
11. Fluktuasi tingkat inflasi
12. Fluktuasi suku bunga
13.Fluktuasi nilai tukar mata uang
|
|
|
|
|
|
Politik dan Lingkungan
|
|||||
1. Rintangan
dari atasan
|
|
|
|
|
|
2.Kurangnya
hubungan dengan atasan
|
|
|
|
|
|
3. Perubahan
kebijakan
|
|
|
|
|
|
4.Perubahan peraturan
5. Persaingan yang tidak sehat
6. Korupsi dan penyuapan
7. Pelanggaran kontrak
8. Lamanya perizinan birokrasi
9. Perang dan kekacauan
10. Embargo
11. Bencana alam
12. Peraturan lingkungan
13. Aturan polusi dan keselamatan
14. Kontaminasi terhadap lingkungan
|
|
|
|
|
|
Konstruksi
|
|||||
1. Perselisihan dengan industri
2. Perselisihan dengan pekerja
3. Buruknya kualitas pekerja
4. Keterbatasan pengadaan material dan pekerja ahli
5. Pelarangan mensub-kontrakkan
6. Produktivitas pekerja dan peralatan
7. Pekerjaan yang tidak sempurna
8.Sabotase pada properti dan peralatan
9.Kebakaran / pencurian material dan peralatan
10. Kegagalan pada peralatan
11.Kondisi fisik lapangan yang tidak diketahui
12.Kecelakaan di lapangan
13.Akurasi dan
kelengkapan spesifikasi teknis
|
|
|
|
|
|
14. Perubahan
desain
|
|
|
|
|
|
Setelah
proses identifikasi semua risiko – risiko yang mungkin terjadi pada
suatu proyek dilakukan, diperlukan suatu tindak lanjut untuk
menganalisa risiko – risiko tersebut.Yang dibutuhkan adalah
menentukan signifikansi atau dampak dari risiko tersebut, melalui
suatu analisa probabilitas, sebelum risiko – risiko tersebut dibawa
memasuki tahapan respon manajemen.
analisa
risiko didefinisikan sebagai sebuah proses yang menggabungkan
ketidakpastian dalam bentuk quantitatif, menggunakan teori
probabilitas, untuk mengevaluasi dampak potensial suatu risiko.
Langkah
pertama untuk melakukan tahapan ini adalah pengumpulan data yang
relevan terhadap risiko yang akan dianalisa. Data – data ini dapat
diperoleh dari data historis perusahaan atau dari pengalaman proyek
pada masa lalu. Jika data historis tersebut kurang memadai, dapat
dilakukan teknik identifikasi risiko yang lain,
Setelah
data yang dibutuhkan terkumpul, selanjutnya dilakukan proses evaluasi
dampak dari sebuah risiko. Proses evaluasi dampak risiko dilakukan
dengan mengkombinasikan antara probabilitas (sebagai bentuk
quantitatif dari faktor ketidakpastian / uncertainty) dan
dampak / konsekuensi dari terjadinya sebuah risiko.
Untuk
melakukan proses evaluasi tersebut, dibutuhkan suatu parameter yang
jelas untuk dapat mengukur dampak dari suatu risiko dengan tepat.
Menurut Loosemore, Raftery, Reilly dan Higgon (2006), beberapa
parameter untuk proses evaluasi risiko seperti pada Tabel 5 dan 6.
Tabel Parameter
probabilitas risiko
Parameter
|
Deskripsi
|
Jarang terjadi
|
Peristiwa ini
hanya muncul pada keadaan yang luar biasa jarang.
|
Agak jarang
terjadi
|
Peristiwa ini
jarang terjadi.
|
Mungkin
terjadi
|
Peristiwa ini
kadang terjadi pada suatu waktu.
|
Sering terjadi
|
Peristiwa ini
pernah terjadi dan mungkin terjadi lagi.
|
Hampir pasti
terjadi
|
Peristiwa ini
sering muncul pada berbagai keadaan.
|
Sumber : Loosemore,
Raftery, Reilly, Higgon, (2006). Risk Management in Projects
Tabel Parameter
konsekuensi risiko
Parameter
|
Deskripsi
|
Tidak
signifikan
|
Tidak ada yang
terluka; kerugian finansial kecil.
|
Kecil
|
Pertolongan
pertama; kerugian finansial medium.
|
Sedang
|
Perlu
perawatan medis; kerugian finansial cukup besar.
|
Besar
|
Cedera parah;
kerugian finansial besar.
|
Sangat
signifikan
|
Kematian;
kerugian finansial sangat besar.
|
Sumber : Loosemore,
Raftery, Reilly, Higgon, (2006). Risk Management in Projects
Setelah risiko – risiko yang mungkin terjadi dievaluasi dengan
menggunakan parameter – parameter probabilitas dan konsekuensi
risiko diatas, selanjutnya dapat dilakukan suatu analisa untuk
mengevaluasi dampak risiko secara keseluruhan, dengan menggunakan
matriks evaluasi risiko.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar